Tradisi Peresean Di Ujung Indonesia (Pulau Lombok) - MATERI PENDIDIKAN

Blog berisikan tentang materi pendidikan baik secara umum maupun khusus

Breaking

ADS 1

.

Adsense

Wednesday, 2 November 2016

Tradisi Peresean Di Ujung Indonesia (Pulau Lombok)


Wisata Halal Lombok Sumbawa



Diambil dari pengalaman pribadi Saya dalam berkunjung kekepulauan seberang di pulau Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) tepatnya bulan agustus 2016 kemarin. Saya adalah seorang pemuda asal dan bertempat tinggal di Kalimantan tepatnya di Ketapang Kalimantan Barat. Dimulai dari perjalanan saya untuk liburan bersama teman-teman. Pulau Lombok merupakan tujuan utama dalam liburan kali ini di karnakan Pulau Lombok menyimpan begitu banyak keindahan alam dan tempat wisata yang sangat kian menawan dan menakjubkan. Tempat wisata yang menawan dan menakjubkan itu diantaranya yang berada di kepulauan lombok ialah Gunung Rinjani, Pura Batu Bolong, Pantai Senggigi, Air Terjun Sendang Gile, Danau Segara Anak, Gili Trawangan, Hutan Monyet, Pantai Kuta Lombok, Pantai Sire, Taman Narmada, Pusuk, Batu Layar, Pantai Sekotong, dan lain sebagainya. Begitu banyak tempat wisata yang ada di Pulau Lombok, tapi pada artikel ini saya tidak menjelaskan mengenai tempat wisata dan keindahan alam yang ada di Pulau Lombok melaikan kebudayaan dan adat istiadat di pulau lombok itu sendiri.

Berdasarkan info yang saya dapat bahwa suku asli pulau lombok adalah suku sasak. Suku sasak membawa berbagai macam kebudayaan di Lombok mulai dari tradisi kawin lari, tradisi peresean dan lain lain, dan kebudayaan itu masih tetap lestari dari tahun ketahun walaupun diterpa dengan perkembangan zaman. Sama seperti di Kalimantan itu sendiri, suku asli dari kalimantan adalah suku dayak dan di iringi dengan suku melayu. 

Bertepatan liburan saya pada bulan Agustus di pulau lombok ternyata diadakan sebuah kesenian tradisional peresean di Gedung Budaya Narmada, Lombok Barat tepatnya pada 17-19 Agustus. Saya sempat bertanya-tanya apa itu tradisi peresean, saya sempat mengulik-ulik dengan browsing di google terlebih dahulu apa itu tradisi peresean. Tradisi Peresean merupakan  salah satu Tradisi warisan nenek moyang sebagai bagian Upacara adat Suku Sasak (Orang Lombok). Presean adalah kesenian tradisional masyarakat suku sasak yang mempertarungkan dua lelaki bersenjatakan tongkat rotan dan perisai dan ini merupakan tradisi asli dari suku sasak dan masih tetap ada sampai saat ini. Kesenian ini di adakan bukan untuk ajang kesombongan, keangkuhan dan lain sebagainya melainkan kesenian ini merupakan media untuk para laki-laki dalam menguji ketangkasan, ketangguhan, dan keberaniannya. Walaupun terdapat unsur kekerasan namun peresean memiliki pesan damai. Selain untuk menunjukan ketangkasan, ketangguhan, dan keberanian, masyarakat sekitar percaya bahwa setiap tetesan darah dapat menurunkan hujan jadi semakin banyak tetesan darah yang keluar maka semakin besar peluang untuk turun hujan di pulau Lombok.

Selanjutnya Saya akan menjelaskan apa yang terjadi pada tradisi yang di adakan di Gedung Budaya Narmada, Lombok Barat. Dalam pertarunganya, peresean digelar di tempat yang cukup luas supaya ruang gerak dalam bertarung tidak sempit dan para penonton juga dapat menyaksikan pertarungan tersebut. Pada pertarungan tersebut terdapat dua orang petarung yang disebut pepadu. Para peserta atau pepadu tidaklah ditunjuk sebelumnya, melainkan para peserta diambil langsung dari para penonton. Pertarungan tidak dapat berjalan tanpa adanya wasit oleh karna itu dalam pertarungan ini dipimpin oleh 2 orang wasit yang mengawasi jalannya pertandingan. Satu wasit yang mengawasi jalannya pertandingan di bagian tengah disebut dengan pakembar tengaq, dan wasit yang memilih para pepadu yang berada di pinggir disebut pakembar sedi.

Pertarungan ini dilakukan dalam 5 ronde dengan lama pertarungan adalah tiga menit setiap rondenya. Sebelum pertarungan dimulai para peserta atau pepadu diberikan sebuah instruksi dan doa agar pertarungan berjalan dengan lancar. Setelah itu wasit akan memukulkan ende dengan menggunakan rotan kemudian pertarungan pun dimulai. Agar lebih meriah lagi tradisi peresean juga diiringi oleh musik pengiring untuk penyemangat para pepadu saat bertarung. Alat musik yang digunakan adalah sepasang gendang, gong, simbal, suling, dan kanjar. Dalam pertarungan ini pepadu tidak menggunakan alat pelindung apa-apa kecuali perisai yang merupakan bagian dari senjata pelindung selain rotan. Pepadu hanya menggunakan celana, kain penutup celana, dan kain penutup yang diikat di kepala. Untuk badan tidak menggukan baju apa pun, apabila pada peserta atau pepadu mengalami luka atau berdarah tim medis akan mengobati dengan obat seperti minyak khusus agar tidak menimbulkan rasa perih atau sakit.

Dalam pertarungan peresean, terdapat beberapa peraturan yang tidak boleh dilanggar oleh para pepadu atau petarung diantaranya, pepadu tidak boleh memukul badan bagian bawah seperti paha dan kaki yang diperbolehkan memukul adalah bagian atas seperti  punggung, kepala, dan pundak. Dan penilaiannya di tentukan dari nilai yang diperoleh dari setiap rondenya.

Pepadu dinyatakan kalah apabila sudah menyerah atau berdarah. pemenang ditentukan apabila ada salah seorang pepadu yang mengeluarkan darah, atau jika keduanya mampu bertahan dan apabila sama-sama kuat pemenang ditentukan melalui skor tertinggi dari pertarungan yang berlangsung selama lima ronde.

Tradisi dan kesenian ini masih tetap dilestarikan di Lombok, NTB. Selain diadakan untuk bagian dari tradisi, peresean juga diadakan untuk menyambut tamu terhormat maupun para wisatawan yang datang ke Lombok. Hal ini dilakukan sebagai usaha pelestarian dan memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang kesenian yang ada di Pulau Lombok.

Begitu banyak kebudayaan yang ada di negeri kita tercinta yaitu Indonesia. Tetap lestarikan setiap budaya sebagai warisan nenek moyang leluhur kita. Karna Tidak Ada Cerita Tanpa Sebuah Sejarah. Mungkin sekian dulu sepenggalan cerita indah di penghujung pulau Lombok, NTB. Terima Kasih. 

#wisatahalallombok
#wisatahalallomboksumbawa
#halaltourismID
#wisatahalalindonesia

 

No comments:

Post a Comment

Pages